LAPORAN
STUDY BANDING DENGAN AGAMA
KONGHUCU (KLENTENG)
Oleh:
M. Bahrul Ulum
1110032100024
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN
FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
1.
Pendahuluan
Dalam upaya untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang mempunyai
rasa toleransi terhadap agama-agama lain yang ada di dunia dan pada hususnya
yang ada di Indonesia, maka di butuhkan adanya pendekatan yang di berikan
secara langsung kepada para mahasiswa uin syarif hidayatullah Jakarta yang
notabene berlatar belakang jurusan perbandingan agama.
Maka dari situ dalam mata kuliah konfusianisme dan taoisme dalam
hal ini sebagai mata kuliah wajib dalam jurusan tersebut, oleh karena itu
mahasiswa di wajibkan untuk mengikuti kunjungan ke tempat ibadah agama
konghucu, untuk lebih mendekatkan para mahasiswa dalam memahami agama konghucu
itu sendiri.
2.
Pembahasan
Agama Khonghucu adalah
istilah yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia. Agama Khonghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya dengan Konfusianisme sebagai
filsafat.
2.1. Sejarah
Konfusianisme sebagai agama dan filsafat Konfusianisme muncul dalam bentuk agama di
beberapa negara seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hong Kong dan RRC. Dalam bahasa
Tionghoa, agama Khonghucu seringkali disebut sebagaiKongjiao atau Rujiao.
2.2. Agama
Khonghucu di zaman Orde Baru
Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto
melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di
Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa
menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui.
Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai atheis dan komunis),
pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama
yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Kristen atau Buddha. Klenteng yang
merupakan tempat ibadah kepercayaan tradisional Tionghoa juga terpaksa mengubah
nama dan menaungkan diri menjadi vihara yang
merupakan tempat ibadah agama Buddha.
2.3. Agama
Khonghucu di zaman Orde Reformasi
Sesuai Orde Baru, pemeluk kepercayaan
tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka
sejak UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa agama-agama yang banyak
pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan
Khonghucu.
2.4. Hal-hal yang
perlu diketahui dalam agama Khonghucu
- Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi.
- Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) sebagai tempat ibadah resmi, namun dikarenakan tidak banyak akses ke litang, masyarakat umumnya menganggap klenteng sebagai tempat ibadah umat Khonghucu. Menetapkan Sishu Wujing sebagai kitab suci resmi Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi.
- Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.
- Rohaniawan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
- Kalender Imlek terbukti di buat oleh Nabi Khongcu (Konfusius). Nabi Khongcu mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah di tata kembali oleh Nabi Khongcu.
2.5. Intisari
ajaran Khong Hu Cu
Delapan
Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
- Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
- Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De).
- Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
- Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
- Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
- Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
- Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
- Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
2.6. Kitab suci
- Kitab sucinya ada 2 kelompok, yakni:
- Wu Jing (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas:
- Kitab Sanjak Suci Shi Jing
- Kitab Dokumen Sejarah Shu Jing
- Kitab Wahyu Perubahan Yi Jing
- Kitab Suci Kesusilaan Li Jing
- Kitab Chun-qiu Chunqiu Jing
- Si Shu (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:
- Kitab Ajaran Besar Da Xue
- Kitab Tengah Sempurna Zhong Yong
- Kitab Sabda Suci Lun Yu
- Kitab Mengzi Meng Zi
3.
Kesimpulan
Dalam praktek
keagamaan yang di jalankan oleh agama konghucu adalah sebuah kepercayaan
sekaligus sebuah kepatuhan dalam menjalani hidup, yang mana aspek yang lebih
tampak dalam ajaran-ajaran yang di kembangkan dalam agama konghucu adalah aspek
social yang tujuannya adalah menjunjung tinggi nilai-nilai moral serta social bagi
kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar