Halaman

Kamis, 03 Mei 2012

RESUME MAKALAH


Nama   : Laila Nihayati
NIM    : 1110032100071


BAB 2
Riwayat Hidup Lao-Tze dan Kitab Suci Agama Tao


  1. Lao-Tze, Sejarah Hidup dan Gagasannya
            Pakar sejarah Huston Smith menjelaskan, bahwa Taoisme yang ada di Cina termasuk agama terbesar kedua dari agama Buddha, muncul dari seorang pemikir yang bernama Lao-Tze. Beliau lahir di negeri Cina pada tahun 640 SM. Tidak diketahui di desa dan kabupaten mana di Cina dia lahir. Bahkan para sarjana juga tidak menjelaskan kapan dia meninggal dunia dan di mana dia dikuburkan. Dikatakan bahwa dia juga mempunyai orang tua, tapi juga tidak dapat diketahui siapa nama kedua orang tuanya.
            Dapat dikatakan bahwa Lao-Tze memang benar-benar ada dan hidup pada tahun 640 SM. Tapi, karena tidak banyak orang yang berjumpa dengannya, maka banyak sarjana yang meragukan keberadaanya. Berdasarkan Kitab Tao te-ching sudah dapat menjelaskan keberadaan Lao-Tze di dunia.
            Menurut Huston Smith, bahwa gambaran mengenai keseluruhan pribadi Lao-Tze didasarkan pada bukti kecil (Tao te-ching) yang diyakini ditulisnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Ada juga sebagian orang menganggap bahwa buku kecil tersebut adalah bukan ditulis oleh Lao-Tze, tapi orang yang hidup setelah beliau. Buku tersebut memberitakan bahwasannya Lao-Tze adalah petapa yang hidup dalam kesepian dan senang menyindiri. Tetapi dia adalah sosok yang humoris atau orang yang senang bergaul dan menyenangkan semua orang. Sehingga disimpulkan dia memiliki dua kepribadian yang berbeda. Sehubungan dengan dia senang petapa atau menyendiri, para ahli agama dan filsafat berpendapat bahwa tokoh Lao-Tze ini memiliki ajaran-ajaran yang mistism atau tasawuf dalam ajaran Islam yang dipraktekan oleh banyak filosof muslim di negara Timur Tengah di masa lampau.
Gagasan Lao-Tze
            Lao-Tze mempunyai ide-ide atau gagasan yang terdapat dalam Tao te-ching, yang mencakup definisi, khususnya ungkapan-ungkapan kata-kata yang terdapat dalam Yijing atau Yaking (kitab perubahan), yang menjelaskan teori tentang Yin dan Yang.
            Yin dan Yang adalah dua aspek yang saling berlawanan dan keduanya sama-sama mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Yang bersifat terang, aktif, laki-laki, panas, kering, dan positif. Sedangkan Yin bersifat gelap, pasif, perempuan, teduh, basah, dan negatif. Mereka saling melengkapi, namun hubungan ,ereka adalah berjenjang. Yang dianggap selalu paling besar daripada Yin, yaitu seperti model di mana laki-laki selalu mendominasi dalam masyarakat.
            Meskipun Yin dan Yang merupakan dua aspek yang selalu berlawanan, namun jika mereka bersatu mereka menjadi harmonis. Yin dan Yang saling membutuhkan atau bergantung antara satu dengan lainnya. Misalnya, tanpa dingin “dingin”, maka tidak ada konsep “panas”. Yin berada dalam Yang dan Yang berada dalam Yin.
  1. Kitab-kitab Suci Agama Tao
            Ketika agama-agama di dunia mudah untuk dopahami oleh pengikutnya dengan melalui kitab-kitab suci yang dianggap benar pada agama tersebut. Seperti agama Tao juga memiliki kitab-kitab yang dipandang suci dan dijadikan oleh penganutnya sebagai acuan dalam berbuat dan bertingkah laku. Kitab-kitab atau buku-buku yang berhubungan dengan agama Tao mencakup koleksi-koleksi dari karya-karya yang sangat luar biasa yang jumlahnya yang tidak terbilang banyaknya. Buku-buku tersebut meliputi karya-karya yang berhubungan wahyu atau kitab-kitab yang dianggap wahyu oleh para pengikut agama Tao. Kitab-kitab silsilah mengenai keturunan raja-raja dan orang-orang penting, dan kitab tentang simbol-simbol yang terdapat dalam diagram-diagram suci. Buku-buku yang berkenaan dengan peraturan agama Tao jumlahnya tidak kurang dari 1445 edisi dan terdiri dari 1120 volume. Kitab-kitab dan buku-buku yang berhubungan dengan agama Tao semakin banyak dikenal masyarakat setelah dicetak kembali pada tahun 1925.
  • Lao-Tze menulis menulis ajaran-ajarannya dalam 5000 kata-kata yang terbagi 81 syair pendek, yang kemudian syair-syair tersebut disebut dengan Tao te-Ching.
Kitab Tao te-Ching tersebut merupakan pemikiran dari Lao-Tze yang dijadikan buku pedoman moral dan etika bagi banyak orang. Sebagaian orang atau para ahli ada yang mengaggap bahwa ada kemungkinan Lao-Tze merupakan tokoh mitologi yang sangat unik yang tidak pernah dijumpai aleh kebanyakan orang di dunia ini. Karena kisah-kisah seputar dia sangat unik yang tidak pernah dijumpai oleh kebanyakan orang di dunia ini. Kemungkinan-kemungkinan seperti ini juga sulit untuk dibuktikan, karena kesulitan untuk menemukan data untuk membuktikan hal tersebut.
  • Chuang Tzu atau Zhuangzi, dianggap oleh para ahli sebagai kedua karya terbesar dari filsafat Taoisme. Kitab ini diberi nama oleh pengarangnya pada abad ke-4 SM. Kitab Zhuangzi berbicara tentang keabadian dan kekekalan hidup kesempurnaan individu atau orang-orang yang hidup.
Pemikiran Zhuangzi yang tertuang dalam kitabnya (yang juga disebut Zhuangzi atau Chuang-zhu) ditulis dalam tujuh bab, sedangkan pemikiran yang lain ditulis sebanyak dua puluh enam bab.
  • Karya filsafat terbesar selanjutnya adalah Huainanzhi (guru Huainan) dan Lei Zhi (kira-kira ditulis pada abad ke-4 SM). Kitab Huainanzhi menjelaskan bagaimana waktu, alam dan tindakan manusia atau dengan lainnya dapat saling berhubungan, ketergantungan,  sehingga sulit untuk dipisahkan diantara mereka.
  • Kitab Liezi atau Lieh-tzu, juga dianggap sebagai kumpulan cerita dan hiburan-hiburan dalam filsafat. Kitab ini berisikan bahan-bahan yang ditulis selama 600 tahun (berkisar antara 300 SM-300 M). Dalam karya aslinya, kitab ini terdiri dari 20 bagian. Dari ke-20 bagian ini kemudian dipadatkan lagi menjadi 8 bagian seperti yang dapat dijumpai saat ini. Ajaran-ajaran yang tertuang dalam kitab ini dianggap hanya untuk memahami agama Tao pada masa negeri-negeri yang berperang dan kebudayaan-kebudayaan yang berkembang pada awal kekuasaan dinasti Han.
  • Kitab Bao Puzi (guru yang berpenampilan sederhana) oleh Ge Hong, yang ditulis pada tahun 230 M.  Karya ini difokuskan untuk menjelaskan tentang waktu-waktu dan tempat-tempat untuk melakukan ibadah atau meditasi. Kitab Bao Puzi dibagi dalam dua bagian atau bab, yaitu bab pertama adalah bab “bagian dalam”, yaitu bab yang dikhususkan untuk kalangan tokoh-tokoh Tao tertentu saja. Dan kedua adalah baba “bagian luar”, yaitu bab-bab yang menjelaskan tentang etika konfisius.

BAB 3
Riwayat Hidup Lao-Tze dan Kitab Suci Agama Tao
pemikiran masyarakat Cina adalah kepercayaan pada alam semesta yang kosmis yang tunggal, satu ketunggalan yang tanpa awal dan tanpa akhir. Dunia pada awalnya adalah suatu kehampaan tanpa batas yang disebut juga Wu Chi. Sebelumnya pada materi awal kami membahas pengertian Tao yang sebenarnya tidak terdefinisikan, namun bisa kami gambarkan dengan pengertian: Tao sebagai Agama, Tao sebagai Jalan, dan Tao sebagai Filsafat.
pengertian Tao melalui filsafat Yin Yang, yang pada hakekatnya Yin Yang ini adalah manifestasi Tao yang berbentuk nyata.
Yin: kegelapan, kejahatan, pasif, wanita, dan sebagainya
Yang: cahaya terang, kebaikan, positif, pria, dan sebagainya
Taoisme memberikan arti kepada Yin dan Yang sebagai suatu yang bersifat kontradiktif (berlawanan), namun tidak bertentangan antara keduanya, misalnya baik dan buruk, aktif dan pasif, positif dan negatif, terang dan gelap, musim kering dan musim hujan, kaum pria dan kaum wanita, dan sebagainya.
Yin dan Yang itu mengandung nilai baik bilamana masing-masing berjalan pada tempatnya. Yin dan Yang menghasilkan suatu keseimbangan dinamis antara daya gerak dan sikap diam, antara keaktifan dan kepasifan, sehingga titik keseimbangan kembali ke pusatnya.Yin dan Yang mewakili dua kekuatan mendasar yang membuat dan menyelaraskan semesta.
Memahami sesuatu untuk bisa disebut ketika sesuatu itu ada negasinya, kita tidak bisa memahami suatu keburukan bila sesuatu yang baik itu tidak pernah hadir, kita tidak pernah bisa memahami ketinggian bilamana sesuatu yang pendek itu hadir, kita tidak akan bisa menyebut kaum wanita bila tidak ada kaum laki-laki, dan seterusnya.
Yin Yang juga sebagai dasar untuk memahami praktik Feng Shui karena dengan memahaminya seorang ahli Feng Shui dapat mengupayakan keseimbangan agar keharmonisan antara manusia dengan alam, dapat mewujudkan alam yang teratur, dapat menjadi perantara antara manusia dengan roh-roh, dewa-dewa, dan roh-roh leluhur tersebut dan keturunannya.
Konsep Yin dan Yang, juga berpengaruh dalam member arti pada Dao. Dalam pengertian ini, Dao diartikan sebagai satu Yin dan satu Yang. Dao berarti adalah keseimbangan sempurna, karena telah mengandung Yin dan Yang.
Dengan kesempurnaannya, Dao merupakan standar bagi seluruh alam ini.
Dao menghasilkan ketunggalan (Yin dan Yang). Dari ketunggalan dihasilkan dwitunggal, yaitu langit dan bumi, dari dwitunggal ini dihasilkan tritunggal yaitu manusia, untuk kemudian menghasilkan segala benda. Oleh karena itu dapat dikatakan: standar manusia adalah bumi, standar bumi adalah langit, standar langit adalah Dao, dan standar Dao adalah KEALAMIAN.

PAKUA


BAB 4
WU WEI DALAM AGAMA TAO


Konsep Wu wei
Dalam agama Tao seringkali ditemukan konsep Wu Wei, secara bahasa“Wu” artinya“Tidak” dan“Wei” artinya“do” atau“Action”. Jadi dapat dikatakan bahwaWu Wei adalah No Action, artinya seseorang dalam kehidupan sehari-hari harus selalu bertindak atau berbuat tanpa dibuat-buat. Lao Tze sendiri mengatakan bahwa Wu Wei sangatlah penting dalam kehidupan manusia, salah satu ayat dalam kitab Tao Te Ching telah dikatakan : “Bertindak tanpa aksi, dan berbuat tanpa gaduh” artinya bertindaklah sesuai apa yang harus dibuat jangan melebih-lebih kantindakan.
Konsep Wu Wei ini bukanlah samasekali menyuruh orang untuk tidak bertindak satu halpun dalam kehidupannya, akan tetapi menekankan bahwa No Action disini diartikan berbuat yang selaras dengan alam (tidak menyalahi hukum alam). Jangan sampai seseorang itu bertindak melawan arus, namun bertindaklah mengikuti aliran air.
Mengapa harus sesuai denga alam..? hal ini tidak luput dari filsafat Yin Yang dimana dalam filsafat Yin Yang segala sesuatu itu memiliki pasangan dan saling memiliki koherensi juga titik temu yang pada akhirnya seseorang dapat memahami bahwa dibalik itu semua ada yang disebut dengan Tao (Inti dari segala sesuatu).


Filsafat Wu Wei
Filsafat Wu Wei merupakan konsekuensi dari Tao itu sendiri, dimana segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan garis edarnya sendiri. Seperti halnya manusia hidup setelah itu mati, siang bergantim alam, air hujan jatuh kebawah. Artinya hukum alam akan selalu abadi dan tidak akan pernah menyalahi, berbeda halnya dengan adanya intervensi dari manusia seperti halnya air mengalir dari dataran rendah kedataran tinggi dengan menggunakan alat modern (menyalahi hukum alam). Dengan demikian Filsafat Wu Wei mengajarkan Tanpa usaha manusia atau intervensi manusia pun peristiwa yang seharusnya terjadi akan terjadi begitu saja karena didasarkan pada keselarasan hukum alam, dengan kata lain jika kita akan menyelesaikan hal apapun dalam hidup ini, maka jalan terbaik adalah menyatukan diri dengan alam.
                Prinsip No Action tergantung pada keyakinan seseorang yang mendalam terhadap naluri alam. Ketika keyakinan itu berkembang maka seseorang dapat memaksimalkan potensi dirinya sesuai dengan keselarasan alam tanpa ada paksaan. Karena segala sesuatu yang dilaksanakan berdasarkan keterpaksaan, maka hasilnya tidak memuaskan. Karena dalam sudut pandang Wu Wei sikap pemaksaan atau memaksakan adalah salah satu bentuk kontradiktif dengan hukum-hukum alam.


Wu Wei DalamPemerintahan
Wu Wei tidaklah sempit yang hanya mengayomi aspek sosial saja namun Wu Wei juga di terapkan dalam sistem pemerintahan, karena bidang ini sangatlah berhubungan dengan sistem pemerintahan raja-raja dahulu dalam konteks kekaisaran. Hal ini diambil dari ajaran Tao, karena tao menilai bahwa semakin banyak peraturan maka semakin banyak pula permasalahan. Ketika dihubungkan dengan pemerintahan, jikalau pemerintah mencampuri urusan rakyatnya, bukan berarti akan menyelesaikan masalah, namun yang akan terjadi adalah menimbulkan masalah, karena rakyat merasa terkekang, tercampuri urusannya dan dibuat sulit oleh pemerintah bahkan mempersulit ruang geraknya. Jika dibiarkan seperti ini rakyat akan menunjukan taringnya berubah menjadi kelompok Kontra pemerintah, bahkan dapat menjadi Agresor yang luar biasa bagi pemerintah. Oleh karena itu Lao Tze menyarankan kepada pemerintah yang bijak untuk tidak mencampuri urusan rakyatnya, biarlah rakyat berjalan dengan sendirinya dan menentukan nasibnya dengan jalan Wu Wei. Dengan Wu Wei Rakyat tidak akan bringas terhadap pemerintah, mereka akan hidup damai tentram dan juga harmoni karena selalu menyelaraskan dengan hukum alam. hal ini lah yang ditekankan dalam konsep Wu Wei dalam sudut pandang pemerintahan.

BAB 5
Konsep Wu Wei dalam Agama Tao


Wu Wei dapat di artikan “tanpa berbuat”, “dapat bertindak” atau sarjana barat dapat mengartikannya dengan istilah “no action”. Dalam konsep Tao, Wu Wei bukanlah hanya sekedar sebutan dan hanya di fahami diri manusia, tapi harus digunakan dalam kehidupoan sehari-hari. Konsep ini yang unik untuk seseorang memperoleh keberhasilan dalam sebuah tindakan yang dilakukan dalam hidup ini, baik berupa bekerja, dan saja yang dianggap tindakan yang dilakukan oleh manusia dengan cara yang cukup menarik perhatian orang banyakdan penasaran untuk ingin mencoba prakteknya.  
Filsafat Wu Wei
Wu Wei merupakan konsekuensi logis filsafat tao. Segala sesuatu berjalan sesuai garis edarnya. Hidup ini tumbuh dan berkembang pada jalannya. Manusia terlahir di dunia, kemudian hidup dan akhirnya mati.
Prinsip tanpa tindakan tergantung pada keyakinan yang mendalam terhadap naluri alam. Dorongan dan naluri telah ada dalam diri manusia. Jika manusia membiarkan hal itu berkembang, mereka akan dapat mewujudkan semua potensi yang ada pada dirinya, manusia dianjurkan untuk menyelaraskan diri kepada alam dan membiarkan sesuatu bekerja dengan dengan sendirinya, tanpa ada unsur paksaan.
Wu Wei dalam Pemerintahan
Prinsip tanpa tindakan tidak hanya berlaku untuk aspek-aspek tertentu saja, tapi juga berlaku dalam semua aspek kehidupan manusia selama ini. Banyak para ahli mengatakan bahwa politik taois dapat disamakan dengan konsep Eropa laise-faire  yaitu pemerintahan yang paling sedikit memerintah adalah pemerintah yanga baik dan bijaksana.
Begitu juga dengan hukum dan undang-undang yang berlaku dalam sutu negara, di usahakan jangan terlalu banyak pembatasan kepada rakyat, sehingga banyak menimbulkan banyak persoalan, karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam menyelesaikan suatu persoalan, lao-tse, chuang tsu, dan lien tsu, sama-sama meyakini bahwa larangan yang telalu banyak terhadap rakyat dapat menciptakan rakyat menjadi memberontak akibat ketidaksetujuan  dan menimbulkan kemiskinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pengunjung